Kontroversi Robot Seksual Masih Di Permasalahkan
Permasaalahan mengenai “robot seks” terus berlanjut. Di antara berbagai penolakan, David Levy, penulis buku “Love and Sex with Robots”, meyakini bahwa menjelang tahun 2050, hubungan intim antara manusia dan robot akan menjadi hal yang lumrah.
“Makin banyak orang yang merasa sulit membangun hubungan, dan robot ini bisa mengisi kekosongan itu. Robot seks ini tak akan merendahkan perempuan lebih dari vibrator merendahkan perempuan,” katanya.
Pemikiran Levy didasarkan kepada makin canggihnya robot yang kini makin mampu menirukan perilaku manusia, bahkan hingga menyerupai hubungan manusia dengan manusia yang lebih kompleks.
Dr Kevin Curran, dari Institute of Electrical and Electronics Engineers, mengatakan, produk seperti itu tak terhindarkan.
“Akan naif kalau kita mengabaikan kekuatan pasar terkait 'robot intim' itu'” katanya kepada BBC.
Namun, katanya, banyak keberatan juga akan muncul dari masyarakat.
"Sudah banyak kelompok yang menyuarakan penentangan terhadap robot pembunuh. Dan saya kira akan tiba saatnya manusia menentang robot 'pendamping,' " katanya pula.
Ia mencemaskan bahwa masyarakat akan tidak siap menghadapi prospek keberadaan robot pendamping sudah lumrah.
"Apakah sudah ada legislasi yang memadai untuk mengantisipasi permasalahan masa depan ketika robot sudah begitu maju sehingga sepintas sulit dibedakan dari manusia? Bisakah robot menikah? Bisakah robot mengadopsi seorang anak?" tanyanya.
0 komentar:
Posting Komentar